Naming of Astronomical Objects

Nomenklatur keantariksaan sudah lama menjadi topik yang kontroversial. Pada pertemuan perdananya di Roma tahun 1922, IAU membakukan nama dan singkatan konstelasi. Baru-baru ini, Komite atau Kelompok Kerja IAU mengesahkan nama-nama fitur dan objek astronomis. Pada tautan-tautan berikut, Anda dapat menemukan informasi lebih jauh mengenai bagaimana berbagai objek dan fitur-fitur diberi nama. 


Tautan cepat:

 


Pengejaan Nama

Banyak pertanyaan telah diajukan mengenai cara pengejaan yang tepat untuk nama-nama objek astronomis, khususnya terkait penggunaan huruf kapital pada nama-nama tersebut. 

IAU secara resmi menganjurkan penggunaan huruf kapital sebagai huruf pertama dari nama objek astronomi (dapat dilihat di IAU Style Manual, Trans. Int. Astron. Union, volume 20B, 1989; Bab 8, halaman S30 – dokumen PDF); misalnya Bumi, Matahari, Bulan, dan sebagainya. “Ekuator Bumi” dan “Bumi adalah sebuah planet di Tata Surya” merupakan contoh pengejaan yang benar menurut peraturan ini. 

Meskipun demikian, perlu digarisbawahi bahwa konvensi (tata cara penggunaan) bahasa merupakan tanggung jawab suatu atau sekelompok bangsa tertentu. Meskipun IAU bersedia membantu terciptanya tingkat konsistensi ortografi minimum terkait istilah-istilah astronomis, hal ini tidak mungkin dilakukan untuk semua bahasa, dan IAU juga tidak berwenang untuk memaksakan penerapan konvensi semacam itu.

Nama yang sulit untuk dieja atau diucapkan mungkin bukanlah pilihan nama yang tepat untuk digunakan pada peta dan dalam presentasi. Terkadang nama yang terdiri dari beberapa kata tidak dipilih karena alasan ini. Tujuan dari nomenklatur adalah untuk memberikan nama yang sederhana, jelas, dan tidak ambigu untuk fitur-fitur benda langit. 

 


Penamaan Objek Tata Surya dan Fitur-fiturnya

IAU telah menjadi pihak yang menentukan tata cara penamaan planet dan satelit sejak pembentukannya di tahun 1919. Proses ini biasanya ditangani oleh berbagai Kelompok Kerja IAU, dan keputusan mereka terutama mempengaruhi astronom profesional. Namun dari waktu ke waktu, IAU mengambil keputusan dan memberi rekomendasi untuk isu terkait hal-hal astronomis yang mempengaruhi sains lainnya atau berdampak ke khalayak ramai. Keputusan dan rekomendasi seperti itu tidak bersifat memaksa, baik oleh hukum nasional maupun internasional; namun lebih mengarah pada penetapan konvensi yang ditujukan untuk mempermudah khalayak memahami benda-benda dan proses astronomis. Oleh karena itu, rekomendasi IAU haruslah didasarkan pada fakta ilmiah yang mapan dan memiliki persetujuan yang meluas pada komunitas terkait. 

Planet-planet Utama dan Bulan

Kedelapan planet utama di Tata Surya kita dan satelit Bumi memiliki nama resmi dari IAU. Nama-nama dari planet utama ini sudah umum digunakan saat IAU dibentuk di tahun 1919 (misalnya secara ilmiah, dalam literatur astronomis profesional dan amatir, di almanak kelautan, dan lain sebagainya). Bagaimanapun juga, nama-nama planet sudah beberapa kali dicantumkan dalam pembuatan resolusi IAU berulang kali sejak pembentukan organisasi ini, dan nama-nama ini dapat dianggap telah diadopsi secara resmi oleh keanggotaan IAU. Meskipun terdapat beberapa nama lokal untuk planet-planet dan satelit Bumi dalam bahasa lain, terdapat nama klasik untuk planet-planet utama dan Bulan yang muncul pada resolusi IAU dalam bahasa Inggris dan IAU Style Manual (yang disetujui oleh resolusi IAU di tahun 1988).

 

Berikut ini dapat dilihat sebagian contoh dari daftar penggunaan nama-nama planet, namun daftar ini sama sekali tidak lengkap. Bagaimanapun juga, kompilasi ini menunjukkan bahwa nama-nama planet dan Bulan telah digunakan dalam resolusi IAU (atau dalam kata-kata di sebuah dokumen yang disetujui oleh resolusi IAU) dan disetujui melalui beberapa Sidang Umum IAU, dan terus digunakan di mana-mana. 

  • 1976: Nama-nama planet utama saat itu (Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, Pluto) dan satelit Bumi (Bulan) digunakan di Resolusi IAU No.10, yang disetujui di Sidang Umum IAU XVI di Grenoble, Prancis, tahun 1976.
  • 1988: Sidang Umum XX IAU – yang diselenggarakan di Baltimore tahun 1988 – menyetujui Resolusi IAU A3 mengenai Peningkatan Publikasi, yang mengakui “pentingnya identifikasi objek astronomi menggunakan sebutan yang jelas dan tidak ambigu” dan merekomendasikan “agar penulis dan penyunting bacaan/literatur astronomis mengadopsi rekomendasi yang tercantum pada IAU Style Manual”. IAU Style Manual (1989): The Preparation of Astronomical Papers and Reports yang ditulis oleh George A. Wilkins (Presiden Komisi 5 IAU) diterbitkan pada bulan Desember 1988, dan dicetak ulang sebagai bab VIII (IAU Style Book) dalam Transactions of the International Astronomical Union Vol. XXB: Proceedings of the Twentieth General Assembly Baltimore 1988 (1990; ed. Derek McNally; Kluwer Academic Publishers; Dordrecht). Pada Bagian 5.25 di IAU Style Manual dicantumkan nama-nama “planet utama” yakni Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, Pluto. 
  • 2006: Resolusi IAU B5 (Definisi Planet di Tata Surya) secara eksplisit mencantumkan nama kedelapan planet Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Meskipun Resolusi B5 juga mendefinisikan kategori planet katai, Resolusi B6 secara eksplisit mencantumkan Pluto sebagai salah satu contohnya. 

 

Kita juga dapat melihat bahwa nama-nama planet ini digunakan di mana-mana oleh kelompok kerja IAU modern (misalnya Kelompok Kerja IAU untuk Tata Cara Penamaan Sistem Keplanetan, Kelompok Kerja IAU untuk Koordinat Kartografi dan Elemen Rotasi dalam laporan terbaru mereka oleh Archinal dkk. 2011 Celestial Mechanics and Dynamical Astronomy, Vol. 109, Edisi 2, hal. 101-135, dan lain-lain).

Dengan demikian, IAU benar mengakui nama-nama resmi untuk planet utama (Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, Pluto) dan satelit Bumi (Bulan).

 

Fitur Keplanetan

Nomenklatur keplanetan, seperti nomenklatur kebumian, digunakan untuk mengidentifikasi fitur permukaan sebuah planet atau satelit dengan unik sehingga fitur tersebut dapat dengan mudah diketahui lokasinya, digambarkan, dan didiskusikan. Prosedurnya yaitu sebagai berikut: 

  • Saat gambar pertama dari permukaan planet atau satelit diperoleh, tema penamaan fitur akan dipilih dan nama dari beberapa fitur penting akan diajukan, biasanya oleh anggota dari kelompok tugas IAU yang sesuai. 
  • Seiring dengan tersedianya peta dan gambar dengan resolusi lebih tinggi, nama-nama untuk fitur tambahan dapat diajukan oleh penyidik yang memetakan atau menjelaskan formasi permukaan atau geologis tertentu. 
  • Saat ini, semua orang dapat menyarankan nama tertentu untuk dipertimbangkan oleh Kelompok Tugas, namun tidak ada jaminan bahwa nama tersebut akan diterima. Usulan nama dapat diajukan menggunakan formulir ini.
  • Nama yang telah selesai ditinjau oleh kelompok tugas kemudian disampaikan oleh ketua kelompok tugas ke Kelompok Kerja untuk Nomenklatur Sistem Keplanetan (Working Group for Planetary System Nomenclature, WGPSN).
  • Setelah sukses ditinjau dengan pemilihan suara oleh anggota WGSPN, nama-nama tersebut dianggap disetujui sebagai penamaan resmi IAU, dan dapat digunakan di peta dan publikasi. Nama-nama yang disetujui serta merta dimasukkan ke dalam Warta Tata Penamaan Keplanetan (Gazetteer of Planetary Nomenclature), dan diumumkan di situs web tersebut. Semua sanggahan untuk nama-nama ini berdasarkan permasalahan substansial yang signifikan atau penerapan penamaan yang tidak konsisten dari konvensi penamaan IAU yang normal harus diteruskan dalam tulisan atau surel ke Sekretaris Jendral IAU dalam waktu tiga bulan dari saat nama ditempatkan di situs web. Sekjen akan membuat rekomendasi ke Ketua WGPSN untuk memutuskan apakah sebaiknya nama yang telah disetujui ditinjau ulang. Sekjen bersama Presiden IAU dapat meminta nasihat dari konsultan pihak luar. 
  • Nama yang disetujui juga terdaftar pada transaksi IAU.
  • Kategori fitur keplanetan terdaftar di sini.

(dari http://planetarynames.wr.usgs.gov/approved.html)

Definisi Planet

Kami mempersilakan Anda untuk mengacu pada Resolusi IAU B5 dan B6 (dokumen PDF, 92KB) yang diadopsi pada Sidang Umum XXVI bulan Agustus 2006 di Praha, begitu juga pada liputan pers yang diterbitkan pada acara tersebut. Artikel bertema khusus berikut juga menarik untuk dibaca: https://www.iau.org/public/pluto/.

Planet Katai

Planet katai adalah objek bermassa seperti planet yang mengorbit Matahari dan cukup masif untuk memiliki bentuk bulat disebabkan oleh gravitasinya sendiri, namun bukan sebuah planet atau satelit. Tidak seperti planet, objek ini belum membersihkan lingkungan di sekitar orbitnya, dan jalurnya terkadang melintasi objek lain yang seringkali serupa. 

Saat ini terdapat lima planet katai yang teridentifikasi di Tata Surya kita, masing-masing dinamakan menurut nama dewa dari mitologi Yunani, Polinesia, atau Romawi. Kelima objek ini adalah Ceres, Pluto, Haumea, Makemake, dan Eris. Sebagai tambahan, semua objek ini kecuali Ceres juga diklasifikasikan sebagai plutoid, yang berarti mereka merupakan planet katai dengan orbit di luar Neptunus dan memiliki magnitudo mutlak H lebih besar dari 1. 

Terdapat beberapa tahapan sebelum nama yang diajukan diterima:

  • Saat sebuah objek pertama kali terlihat, obyek tersebut diberikan nama sementara yang kemudian digantikan dengan sebutan numerik permanen setelah orbitnya diketahui dengan baik.
  • Tim penemu menyarankan sebuah nama yang cocok pada dua grup IAU yang bersangkutan – kelompok kerja untuk Nomenklatur Benda Kecil (CSBN) dan Nomenklatur Sistem Keplanetan (WGPSN) — yang bersama-sama bertanggung jawab menamai planet katai. Nama ini dimaksudkan untuk mencerminkan karakteristik benda itu sendiri, dan menjadi julukan sesuai yang diangkat dari mitologi. Objek-objek tersebut, termasuk planet katai, yang berada jauh di luar orbit Neptunus diharapkan untuk diberi nama dewa atau tokoh yang berhubungan dengan penciptaan, contohnya Makemake, pencipta kemanusiaan dan dewa kesuburan Polinesia, dan Haumea, dewi kesuburan dan kelahiran Hawaii. 
  • IAU akhirnya memutuskan penentuan nama, dengan prioritas pada nama yang telah diajukan oleh penemunya. 
  • Planet katai tidak boleh berbagi nama dengan benda kecil Tata Surya lainnya. 

Nama-nama fitur benda-benda di sistem Pluto terkait dengan mitologi dan literatur dan sejarah dari penjelajahan: 

Pluto:

  • Nama untuk dunia bawah dalam mitologi dunia. 
  • Dewa, dewi, dan kurcaci yang berhubungan dengan dunia bawah. 
  • Pahlawan dan penjelajah lain dari dunia bawah. 
  • Penulis yang berhubungan dengan Pluto dan Sabuk Kuiper. 
  • Peneliti dan insinyur yang berhubungan dengan Pluto dan Sabuk Kuiper. 

Charon:

  • Tujuan dan batu loncatan dari penjelajahan antariksa fiktif dan penjelajahan lainnya. 
  • Kapal antariksa dan kapal penjelajahan lainnya yang fiktif dan mitologis. 
  • Pengembara, petualang, dan penjelajah fiktif dan mitologis. 

Styx:

  • Dewa-dewi sungai. 

Nix:

  • Dewa-dewi malam. 

Kerberos:

  • Anjing dari literatur, mitologi, dan sejarah. 

Hydra:

  • Ular dan naga legendaris.

 

Satelit Planet-planet di Tata Surya

WGPSN bertanggung jawab menamai satelit-satelit planet. Dengan persetujuan WGPSN, CSBN akan memikul tanggung jawab penamaan satelit planet minor. WGPSN bertanggung jawab penamaan satelit-satelit planet.

Teknologi modern telah memungkinkan penemuan satelit hingga ukuran 1 km atau lebih kecil lagi. Laju penemuan satelit yang jauh lebih cepat telah menimbulkan kebutuhan untuk memperluas kategori nama yang telah ada untuk satelit Jupiter dan Saturnus yang nama-namanya diambil dari mitologi Yunani-Romawi. Satelit-satelit Jovian sebelumnya dinamai berdasarkan nama kekasih dan orang kesayangan Zeus/Jupiter, namun kini nama yang bersumber dari nama keturunan Zeus juga dapat digunakan. Satelit-satelit Saturnus sejauh ini dinamai dengan nama titan Yunani-Romawi, keturunan Titan, Raksasa, dan dewa permulaan Romawi. Dalam rangka menginternasionalisasikan nama-nama tersebut, saat ini kami juga memperbolehkan penggunaan nama-nama raksasa dan monster dalam mitologi lain (sejauh ini Galia, Inuit, dan Skandinavia).

 

  • Proses penamaan satelit alam yang baru ditemukan adalah sebagai berikut:
  • Ketika objek baru dilaporkan ke Biro Pusat IAU untuk Telegram Astronomis, objek tersebut diberi nama sementara, yang terdiri dari huruf S dan diikuti tahun penemuan dan angka yang menunjukkan urutan penemuan dalam tahun tersebut.
  • Ketika keberadaan satelit tersebut telah dikonfirmasi, penemunya mengusulkan nama tetap. Melanjutkan praktik yang telah ada sebelumnya, satelit planet minor akan, jika memungkinkan dan sesuai, diberi nama dari karakter mitologis yang berhubungan erat dengan nama pasangan primernya dan menunjukkan ukuran relatifnya. Misalnya, benda transneptunian ganda dengan ukuran sebanding akan menerima nama saudara kembar atau kandung, sejalan dengan prinsip terkini mengenai penggunaan nama dewa pencipta atau dunia bawah. Sebagai contoh lain, satelit-satelit yang berbagi ritme orbit dengan Pluto harus mengambil nama dewa dunia bawah, karena Pluto sendiri dinamai menurut dewa Romawi di dunia bawah yang mampu membuat dirinya tidak kasat mata.
  • IAU akhirnya mengambil keputusan akhir terkait pemberian nama, dengan prioritas diberikan pada nama yang diajukan oleh para penemunya.

Informasi lebih lanjut:

Planet Minor

Pemberian sebuah nama tertentu untuk planet minor tertentu merupakan akhir dari sebuah proses panjang yang bisa memakan waktu beberapa dasawarsa: 

  • Proses ini dimulai dengan penemuan sebuah planet minor yang tidak dapat diidentifikasi sebagai objek apapun yang telah diketahui. planet minor seperti itu akan diberi sebutan sementara. Sebutan sementara tersebut diberikan berdasarkan tanggal penemuan dan ditetapkan oleh Pusat Planet Minor (Minor Planet Center , MPC) menurut rumus terdefinisi yang mencakup tahun penemuan , dua huruf, dan, jika diperlukan, tambahan angka (contohnya 1989 AC atau 2002 LM60).
  • Jika orbit planet minor telah diketahui dengan cukup baik sehingga posisinya dapat diprediksi jauh ke depan dengan akurat (biasanya yaitu pada saat planet minor telah diamati pada empat oposisi atau lebih), planet minor memperoleh sebutan tetap – nomor yang diterbitkan secara berurutan oleh Pusat Planet Minor (Minor Planet Center, MPC), contohnya (433), (4179) atau (50000).
  • Saat planet minor memperoleh nomor tetap, penemu planet minor dipersilakan untuk mengusulkan nama untuk planet tersebut. Penemu memiliki hak istimewa ini untuk jangka waktu sepuluh tahun setelah penomoran objek. Penemu menuliskan sebuah catatan singkat yang menjelaskan alasan pemberian nama sesuai dengan pedoman dari IAU. 
  • Semua nama yang diajukan dipertimbangkan oleh Kelompok Kerja untuk Nomenklatur Benda Kecil (Small Body Nomenclature, CSBN) IAU yang terdiri dari 15 orang astronom profesional dari seluruh dunia dengan topik penelitian yang berhubungan dengan planet minor dan/atau komet. 

Nama yang diajukan harus:

  • Memiliki panjang tidak lebih dari 16 karakter
  • Sebaiknya terdiri dari satu kata 
  • Mudah diucapkan (dalam beberapa bahasa)
  • Tidak bersifat menyinggung 
  • Tidak terlalu mirip dengan nama planet minor atau satelit alam yang sudah ada

Nama orang atau peristiwa yang terutama dikenal sebagai aktivitas politik atau militer tidak dapat digunakan hingga 100 tahun setelah kematian orang atau kejadian peristiwa tersebut. 

Sebagai tambahan, 

  • Nama hewan peliharan tidak dianjurkan
  • Nama yang benar-benar maupun secara prinsip bisa dikatakan bersifat komersial tidak diperbolehkan

Terdapat pedoman lain yang lebih rinci untuk planet minor yang tidak biasa dalam grup dinamik tertentu, misalnya:

  • Asteroid Trojan (yang memiliki librasi pada resonansi 1:1 dengan Jupiter) dinamakan dengan nama pahlawan di perang Troya (pahlawan Yunani untuk objek di L4 dan Troya di L5).
  • Planet (minor) Trans-Jupiter yang memotong atau mendekati orbit planet raksasa tapi tidak berada dalam resonansi yang stabil (dikenal dengan nama Centaurus) dinamakan dengan nama-nama centaurus.
  • Objek yang memotong atau mendekati orbit Neptunus dan berada di resonansi stabil selain 1:1 (khususnya Plutino pada resonansi 2:3) diberi nama mitologis yang berasosiasi dengan dunia bawah.
  • Objek yang berada cukup jauh di luar orbit Neptunus, yang kestabilan orbitnya cukup terjamin selama sebagian besar usia Tata Surya (yang dikenal sebagai Cubewano atau TNO “klasik”) diberi nama mitologis yang berasosiasi dengan penciptaan.
  • Objek yang mendekati atau memotong orbit Bumi (dikenal dengan Asteroid Dekat-Bumi) umumnya diberi nama mitologis.
  • Nama yang diterima menjadi nama resmi ketika dipublikasikan, bersama dengan catatan yang menyertainya, pada Edaran Planet Minor (Minor Planet Circulars), yang diterbitkan setiap bulan oleh Pusat Planet Minor (Minor Planet Center).

CSBN mengakui adanya kebutuhan untuk membatasi jumlah penamaan Planet Minor, dan meminta penemu individual dan tim untuk mengajukan tidak lebih dari dua nama setiap dua bulan. 

Bertentangan dengan beberapa laporan media terbaru, nama untuk planet minor tidak dapat dibeli. Jika Anda ingin memberi nama kepada suatu planet minor, nasihat terbaik yang dapat diberikan adalah “Pergilah dan temukan planet minor baru!” 

Daftar alfabetis semua nama tersedia di Pusat Planet Minor beserta kondisi penemuannya. 

Informasi lebih lanjut:

Komet

Komet adalah objek yang terdiri dari batuan dan es, biasanya berdiameter beberapa kilometer, yang mengorbit Matahari. Komet bisa saja hanya melintas mendekati Matahari satu kali atau melewati Tata Surya secara berkala.  Ekor komet terbentuk saat panas Matahari menghangatkan koma atau nukleus, yang melepaskan uap ke angkasa. 

Pada abad ke-19, komet hanya diberi nama setelah penampakan kedua mereka, sementara yang hanya muncul sekali dinamakan dengan kombinasi tahun penemuan, angka (baik angka Arab maupun Romawi) dan huruf. Terkadang, nama penemunya disebut dalam tanda kurung. Komet baru dinamai sesuai penemunya secara rutin sejak abad ke-20.

Saat ini, Kelompok Kerja Divisi F mengenai Tata Cara Penamaan Benda Kecil (Working Group on Small Body Nomenclature) IAU adalah badan yang bertanggungjawab untuk hal-hal strategis terkait penamaan komet. Saat komet ditemukan dan dikonfirmasi, Biro Pusat untuk Telegram Astronomis (Central Bureau for Astronomical Telegrams, CBAT) mengumumkannya atas nama IAU. Komet itu kemudian diberi sebutan menurut pola berikut (tercantum pada Resolusi C.5 yang disetujui IAU di tahun 1995 di halaman 32 PDF ini):

  • Sebuah awalan, mengacu pada jenis komet, yang dapat berupa salah satu dari berikut ini:
    • P/ untuk komet periodik
    • C/ untuk komet yang tidak periodik
    • X/ untuk komet yang orbitnya tidak dapat dihitung dengan baik
    • D/ untuk komet periodik yang tidak lagi ada atau dianggap sudah hilang
  • Tahun penemuan
  • Sebuah huruf kapital yang mengidentifikasi paruh bulan keberapa dalam observasi tahun itu (A untuk paruh pertama bulan Januari, B untuk paruh bulan berikutnya, dan selanjutnya)
  • Sebuah angka yang mewakili urutan penemuan dalam satu paruh bulan tersebut. 

Sebagai contoh, komet ketiga yang ditemukan di paruh kedua bulan Januari 2013 dan diklasifikasikan sebagai periodik, akan diberi sebutan P/2013 B3. Metode terperincinya, termasuk pengecualian dan kasus khusus, dijelaskan dalam resolusi IAU mengenai Sistem Penyebutan Komet.

Saat sebuah komet periodik diamati setelah penampakan keduanya, Pusat Planet Minor (Minor Planet Center, MPC) IAU memberinya nomor permanen yang menunjukkan urutan penemuan. 

Untuk melengkapi pemberian sebutan, komet diberi nama dari dua penemu pertamanya (nama terakhir individu atau sebuah kata/akronim untuk sebuah tim astronom). Nama-nama tersebut ditampilkan dalam urutan yang kronologis dan dipisahkan dengan tanda hubung. Dalam kasus yang sangat langka, sebutan dapat terdiri dari tiga penemu, atau bisa juga bersifat umum. 

Contoh dari sebutan lengkap untuk komet (baik yang sementara maupun permanen) yaitu 119P/Parker-Hartley, C/1995 O1 (Hale-Bopp) atau 146P/Shoemaker-LINEAR.

Pedoman lebih jelas mengenai proses pemberian nama penemu pada sebuah komet dapat dibaca di dokumen IAU ini. Baca juga esai ini di laman web Kuartal Komet Internasional (International Comet Quarterly).

 


Penamaan Objek di luar Tata Surya

Bintang

Lihat pada halaman khusus "Penamaan Bintang".

 

Nebula, Galaksi, dan Objek-objek lainnya 

Pembentukan nama untuk objek-objek di luar Tata Surya terdiri dari setidaknya dua bagian: awalan akronim dan urutan angka.

  • Sebuah akronim adalah kode yang mengidentifkasi katalog atau kumpulan sumber, sesuai dengan peraturan berikut, antara lain:
    • Sebaiknya terdiri dari paling sedikit tiga karakter (huruf dan/atau angka, hindari karakter khusus).
    • Akronim harus bersifat unik.
    • Akronim tidak boleh terlalu panjang.
  • Urutan: serangkaian karakter yang biasanya berupa alfa-numerik dan secara unik mengidentifikasi sumber dalam katalog. Nilai yang umum untuk urutan tersebut adalah:
    • Berupa angka berjalan
    • Berdasarkan koordinat objek. Koordinat Ekuatorial harus selalu diawali dengan huruf J jika mereka digunakan untuk standar ekuinoks J2000.0.

Informasi lebih lanjut:
Spesifikasi lengkap terkait sebutan untuk sumber radiasi astronomis di luar tata surya telah diterbitkan oleh Kelompok Kerja untuk Sebutan Astronomi di Komisi B2 IAU. Lihat laman http://cds.u-strasbg.fr/vizier/Dic/iau-spec.htx untuk rincian lebih lanjut.

 

Eksoplanet

Lihat halaman khusus "Penamaan eksoplanet".


Artikel ini diterjemahkan dari IAU Naming of Astronomical Objects.

Karya ini dilisensikan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional (https://creativecommons.org/licenses/by/4.0/).

Versi Bahasa Indonesia ini diterjemahkan oleh para sukarelawan Astronomy Translation Network yang dikoordinasi oleh National Astronomical Observatory of Japan dan IAU Office for Astronomy Outreach.

 

Diterjemahkan oleh Valentina Galah

Diperiksa oleh Lis Sulistiyowati

Ditelaah oleh Gianluigi Grimaldi Maliyar

 

Tanggal: 7 August 2018